Kamis, 17 Februari 2011

tugas seni bud


TARI PIRING
tari piring








Tari piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah salah satu jenis Seni Tari yang berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat Minangkabau disebut dengan tari piring karena para penari saat menari membawa piring.
Pada awalnya dulu kala tari piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau tari piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, tari piring juga dipakai dalam acara keramaian lain misalnya seperti pada acara pesta perkawinan.
Mengenai waktu kemunculan pertama kali tari piring ini belum diketahui pasti, tapi dipercaya bahwa tari piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu. Tari piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong tari piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.
Urutan Seni Tari Piring
Pada Seni tari piring dapat dilakukan dalam berbagai cara atau versi, hal itu semua tergantung dimana tempat atau kampung dimana Tarian Piring itu dilakukan. Namun tidak begitu banyak perbedaan dari Tari Piring yang dilakukan dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, khususnya mengenai konsep, pendekatan dan gaya persembahan. Secara keseluruhannya, untuk memahami bagaimana sebuah Tari Piring disajikan, di bawah ini merupakan urutan atau susunan sebuah persembahannya.
1. Persiapan awal.
Sudah menjadi kebiasaan bahwa sebuah persembahan kesenian harus dimulakan dengan persediaan yang rapi. Sebelum sebuah persembahan diadakan, selain latihan untuk mewujudkan kecakapan, para penari Tari Piring juga harus mempunyai latihan penafasan yang baik agar tidak kacau sewaktu membuat persembahan.
Menjelang hari atau masa persembahan, para penari Tari Piring harus memastikan agar piring-piring yang mereka akan gunakan berada dalam keadaan baik.
Piring yang retak atau sumbing harus digantikan dengan yang lain, agar tidak membahayakan diri sendiri atau orang ramai yang menonton. Ketika ini juga penari telah memutuskan jumlah piring yang akan digunakan.

Segera setelah berakhir persembahan Silat Pulut di hadapan pasangan pengantin, piring-piring akan diatur dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan pasangan pengantin mengikut jumlah yang diperlukan oleh penari Tari Piring dan kesesuaian kawasan. Dalam masa yang sama, penari Tari Piring telah bersiap sedia dengan menyarungkan dua bentuk cincin khas, yaitu satu di jari tangan kanan dan satu di jari tangan kiri. Penari ini kemudian memegang piring atau ceper yang tidak retak atau sumbing.
2. Mengawali tarian
Tari Piring akan diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan oleh para pemusik. Penari akan memulai Tari Piring dengan ’sembah pengantin’ sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat kepada pengantin tersebut yaitu; sembah pengantin tangan di hadapan sembah pengantin tangan di sebelah kiri sembah pengantin tangan di sebelah kanan

3. Saat Menari
Selesai dengan tiga peringkat sembah pengantin, penari Tari Piring akan memulakan tariannya dengan mencapai piring yang di letakkan di hadapannya serta mengayun-ayunkan tangan ke kanan dan kiri mengikut rentak muzik yang dimainkan. Penari kemudian akan berdiri dan mula bertapak atau memijak satu persatu piriring-piring yang telah disusun lebih awal tadi sambil menuju ke arah pasangan pengantin di hadapannya. Pada umumnya, penari Tari Piring akan memastikan bahwa semua piring yang telah diatur tersebut dipijak. Setelah semua piring selesai dipijak, penari Tari Piring akan mengundurkan langkahnya dengan memijak semula piring yang telah disusun tadi. Penari tidak boleh membelakangkan pengantin.
Dalam masa yang sama kedua tangan akan berterusan dihayun ke kanan dan ke kiri sambil menghasilkan bunyi ‘ting ting ting ting …….’ hasil ketukan jari-jari penari yang telah disarung cincin dangan bagian bawah piring. Sesekali, kedua telapan tangan yang diletakkan piring akan dipusing-pusingkan ke atas dan ke bawah disamping seolah-olah memusing-musingkannya di atas kepala
4. Mengakhiri Tarian
Sebuah sajian Tari Piring oleh seseorang penari akan dapat berakhir apabila semua piring telah dipijak dan penari menutup sajiannya dengan melakukan sembah penutup atau sembah pengantin sekali lagi. Sembah penutup juga diakhiri dengan tiga sembah pengantin dengan susunan berikut; sembah pengantin tangan sebelah kanan sembah pengantin tangan sebelah kiri sembah pengantin tangan sebelah hadapan
MAKNA DARI PROSESI TARI PIRING
Tari Piring dikatakan tercipta dari ”wanita-wanita cantik yang berpakaian indah, serta berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring berisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan, dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi makanan tersebut”. Kedatangan Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa, tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau pembesar negeri.
Keindahan dan keunikan Tari Piring telah mendorong kepada perluasan persembahannya dikalangan rakyat jelata, yaitu dimajlis-majlis perkawinan yang melibatkan persandingan. Dalam hal ini, persamaan konsep masih wujud, yaitu pasangan pengantin masih dianggap sebagai raja yaitu ‘Raja Sehari’ dan layak dipersembahkan Tari Piring di hadapannya ketika bersanding.
Seni Tari Piring mempunyai peranan yang besar di dalam adat istiadat perkawinan masyarakat Minangkabau. Pada dasarnya, persembahan sesebuah Tari Piring di majlis-majlis perkawinan adalah untuk tujuan hiburan semata-mata. Namun persembahan tersebut boleh berperanan lebih dari pada itu. Persembahan Tari Piring di dalam sesebuah majlis perkawinnan boleh dirasai peranannya oleh empat pihak yaitu; kepada pasangan pengantin kepada tuan rumah kepada orang ramai kepada penari sendiri.
Pada umumnya, pakaian yang berwarna-warni dan cantik adalah hal wajib bagi sebuah tarian. Tetapi pada Tari Piring, sudah cukup dengan berbaju Melayu dan bersamping saja. Warna baju juga adalah terserah kepada penari sendiri untuk menentukannya. Namun, warna-warna terang seperti merah dan kuning sering menjadi pilihan kepada penari Tari Piring kerana ia lebih mudah di lihat oleh penonton.

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring, cukup dengan pukulan Rebana dan Gong saja. Pukulan Gong amat penting sekali kerana ia akan menjadi panduan kepada penari untuk menentukan langkah dan gerak Tari Piringnya. Pada umumnya, kumpulan Rebana yang mengiringi dan mengarak pasangan pengantin diberi tanggungjawab untuk mengiringi persembahan Tari Piring. Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.
Itulah artikel yang membahas mengenai Seni tari piring dari Sumatra barat atau Tanang minangkabau. Semoga Budaya Seni tari asli dari tanah minangkabau ini bisa dijaga oleh para generasi muda sehingga bisa tetap lestari dan tidak punah.


Rabu, 16 Februari 2011

seni


TARI SOMBA CARANO
KUANSING


Tari Somba Cerano berasal dari Budaya Kuansing yang dikograferi (diciptakan) oleh Tom Ibnur salah koreogfer handal dan profesional yang berasal dari Kota Bengkulu. Pengalaman menari dan mencipta dibuktikan dengan pengalamannya dengan terus mengikuti festival Tari tingkat nasional dan Internasional. Tom Ibnur pernah mengikuti perkuliahan jurusan Seni Tari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) , sekarang sudah berubah status menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang yang saat ini berdomisili di Kota Bengkulu.
Seni Tari Somba Cerano ini merupakan tarian penyambutan dan upacara selamat bagi para tamu yang dihormati dan diagungkan. Para penari pria menarikan tari pedang yang merupakan simbol sebagai pagar negeri, pelindung bagi masyarakat maupun tetamu. Sedangkan penari wanita menari dan membawa cerano berisikan sekapur sirih yang akan dipersembahkan untuk para tetamu. Persembahan ini merupakan simbol keterbukaan, persaudaraan, serta penerimaan dengan hati yang suci dan tulus.
Instrumen yang digunakan dalam Seni Tari Somba Cerano
~ Accordion,
~ Biola,
~ Jedor,
~ Jimble,
~ Kotuak-kotuak,
~ Gong.

Musik Pengiring yang digunakan diambil dari Seni Musik Budaya Kuansing diantaranya:
* Menganyam,
* Olang Binti,
* Lomak Dek Awak Ketuju Dek Urang

2.8 FUNGSI RANDAI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MELAYU KUANTAN SINGINGI
Randai tidak hanya sekadar tradisi kesenian untuk bersenang-senang saja. Seperti juga folklor lainnya, randai mempunyai berbagai fungsi di dalam masyarakat, yaitu:
1.pemupuk kebersamaan
Randai adalah seni kolektif, di dalamnya terlibat sekumpulan orang. Keberhasilan pertunjukan sangat bergantung pada kerja sama individu-individu yang ada di dalam kelompok itu. Selain itu, pertunjukan randai yang ditonton orang banyak juga memungkinkan adanya interaksi anak randai dengan penonton dan antarpenonton sehingga terjalin kebersamaan. Ajang ini bahkan dapat menjadi kesempatan untuk mencari jodoh.
2. pencerminan masyarakat
Cerita randai sangat beragam. Cerita radai tidak hanya berisi cerita rakyat yang tidak terjadi, tetapi juga cerita mengenai keadaan yang terjadi di dalam masyarakat, misalnya cerita Sikum seorang mata-mata yang memberi tahu keberadaan pejuang-pejuang Indonesia kepada Belanda yang akhirnya dibunuh oleh masyarakat Kuantan. Di dalam randai juga “terekam” kesulitan-kesulitan hidup yang dialami masyarakat Kuantan Singingi sehari-hari.


3.pendidikan
Fungsi lain yang terkandung di dalam adalah fungsi pendidikan. Di dalam cerita randai tersirat nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Tema “kebaikan akan menang melawan kejahatan” sangat banyak sehingga secara tidak langsung memberikan pengajaran bagi masyarakat yang menonton pertunjukan randai. Kadangkala, di dalam cerita juga diselipkan penyuluhan terhadap program-program pemerintah.
4. hiburan
Unsur hiburan adalah fungsi yang sangat menonjol di dalam randai. Unsur musik, lagu, dan lawak, misalnya sangat mendukung keberadaan fungsi ini. Menonton, bahkan juga bermain randai dapat menghilangkan kejenuhan dari kesibukan sehari-hari.


3. PENUTUP
Randai Kuantan merupakan pertunjukan rakyat yang berasal dari Minangkabau. Di dalam perkembangannya, randai Kuantan ini memperlihatkan ciri khasnya sendiri. Di dalam randai unsur utamanya adalah cerita. Unsur cerita ini didukung oleh unsur lainnya seperti lawak, musik, nyanyian, dan joget.
Sebagai bagian dari tradisi lisan, satu pertunjukan randai dengan pertunjukan yang lain tidak pernah benar-benar sama. Namun pada dasarnya randai mempunyai komposisi yang sama yang kemudian dikembangkan (dikomposisikan lagi) oleh masing-masing pemain ketika tampil.Randai juga mempunyai beberapa fungsi di dalam masyarakat Melayu Kuantan Singingi, yaitu pemupuk kebersamaan, pencerminan masyarakat, pendidikan, dan hiburan.